Memberi Ruang, Membangun Harapan: Seminar “Fatherless” dan Upaya Menumbuhkan Ketahanan Keluarga
Di tengah kompleksitas kehidupan keluarga modern, fenomena “fatherless” atau tumbuh tanpa figur ayah menjadi tantangan yang tidak bisa diabaikan. Kondisi ini bukan hanya berdampak pada perkembangan psikososial anak, tetapi juga menyentuh inti ketahanan keluarga secara keseluruhan. Menyadari urgensi ini, Departemen Patologi Anatomi FK-KMK Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan sebuah seminar bertema “Intervensi pada Fenomena Fatherless melalui Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Ketahanan Keluarga”, yang dilaksanakan secara hybrid pada Rabu, 23 Juli 2025. Seminar ini menjadi ruang bertemu para akademisi, praktisi, dan komunitas yang peduli pada isu keluarga dan pengasuhan. Dengan mengusung pendekatan lintas disiplin, kegiatan ini mempertemukan perspektif ilmiah, psikologis, hingga spiritual dalam satu rangkaian reflektif.
Dr. dr. Andrian Fajar Kusumadewi, M.Sc., Sp.KJ (K) menyoroti aspek kesehatan mental dari fenomena ini. Dokter Rian menjelaskan bagaimana absennya figur ayah bisa memicu kecemasan, kesulitan regulasi emosi, dan kerentanan terhadap gangguan mental pada anak dan remaja. Strategi praktis untuk intervensi dini dan pendampingan berkelanjutan bisa dilalukan melalui pendekatan preventif dan terapeutik.
Kegiatan ini juga disiarkan langsung melalui kanal YouTube Departemen Patologi Anatomi FK-KMK UGM, memungkinkan jangkauan lebih luas kepada masyarakat umum.
Seminar ini bukan hanya tentang membahas masalah, tetapi tentang menyemai harapan. Karena di balik setiap anak yang kehilangan figur ayah, selalu ada peluang untuk menghadirkan sosok-sosok baru yang siap mendampingi, membimbing, dan mencintai.
Fenomena fatherless bukanlah sekadar isu individu, melainkan tantangan kolektif yang memerlukan perhatian lintas sektor. Sudah saatnya seluruh elemen masyarakat mulai dari keluarga, institusi pendidikan, tenaga kesehatan, hingga pembuat kebijakan berperan aktif dalam menciptakan ekosistem pengasuhan yang holistik dan berkelanjutan. Dengan meningkatkan literasi pengasuhan, memperkuat peran ayah, serta membangun budaya keluarga yang suportif, kita dapat secara bertahap mengurangi dampak dari ketidakhadiran figur ayah.
Pranala luar:
Penulis: dr. Anandyo Setyawan
Spv/editor: dr. Afkar Aulia, M.Sc, Sp.KJ
Dibuat dengan bantuan program ChatGPT
SDG category:
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!