Visitasi ke RSUD Soemarno Sosroatmodjo, Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara
Pada 22 Maret sampai 25 maret 2017 yang lalu, Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada telah mengirimkan dua stafnya untuk melakukan visitasi ke salah satu lokasi pengiriman referral, yaitu RSUD Soemarno Sosroatmodjo yang terletak di Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara. Tujuan kunjungan adalah untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang ditemui selama referral bagi residen, terutama residen jiwa, dan mengetahui seberapa besar manfaat kegiatan referral bagi rumah sakit yang dituju. Saat itu, residen yang sedang bertugas di rumah sakit tersebut adalah dr. Arum Siwinarni (jiwa), dr Dinda S Murniastuti (DV), dan dr Widyandana (Mata). Staf yang dikirim adalah dr. Silas Henry Ismanto, Sp.KJ dengan didampingi oleh dr. Afkar Aulia.
Perjalanan dimulai pada 22 maret 2017. Walaupun jalan, hotel, dan berbagai fasilitas sudah dibangun di Tanjung Selor, akses untuk menuju ke sana masih terbatas. Penerbangan langsung menuju Tanjung Selor tidak terdapat setiap hari, sehingga kami harus menggunakan pilihan lain. Terdapat dua pilihan, yaitu menggunakan jalan darat dari Berau selama +- 3 jam, atau menggunakan Speedboat dari pelabuhan Tarakan selama +-1,5 jam. Kami menggunakan pilihan kedua, yaitu terbang menuju Tarakan dan berlayar ke Tanjung Selor. Jika tidak menghitung delay, menunggu kapal, maupun perjalanan menuju pelabuhan, total waktu perjalanan kurang lebih adalah 4 jam 20 menit.
Kami disambut dengan baik oleh direktur RSUD Soemarno Sosroatmodjo dan jajaran stafnya. Beliau mengungkapkan bahwa residen sudah sangat membantu dalam pelayanan di rumah sakit. Namun beliau mengharapkan agar kekosongan residen pada masa pergantian personil sebaiknya tidak terlalu lama. Daerah Bulungan merupakan daerah yang berpulau-pulau, sehingga ada kalanya pasien mengalami kekecewaan jika terlanjur menempuh perjalanan panjang dengan kapal dan dokter spesialisasi yang diharapkan sedang tidak ada. Kami juga berkeliling rumah sakit untuk melihat fasilitas yang tersedia dan aktifitas pelayanan di Rumah Sakit
Dr Silas Henry Ismanto SpKJ juga memberikan materi singkat tentang penyalahgunaan zat di radio lokal (Tanjung FM) dan staf rumah sakit. Bulungan merupakan daerah yang sedang gencar memberantas perdagangan sabu (methamphetamine). Headline koran lokal masih dihiasi dengan berita penangkapan pengedar sabu dan rencana pemusnahan sabu yang disita. Dampak buruk narkoba maupun pencegahan ketergantungan narkoba merupakan hal yang perlu diketahui oleh masyarakat awam untuk mencegah kerusakan generasi penerus bangsa.
Kepada staf rumah sakit, dr Silas memberikan mini lecture tentang benzodiazepine. Namun topik kuliah meluas ke penanganan gangguan jiwa oleh dinas terkait. Bulungan, sebagai ibu kota propinsi yang masih baru, masih memerlukan berbagai diskusi untuk mengatur pembagian tugas antara dinas kesehatan dan dinas sosial dalam menangani Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Dr Silas membantu memberikan gambaran tentang kondisi lapangan di Yogyakarta.
Di samping itu, kami juga melakukan kunjungan ke rumah residen dan menanyakan kesulitan yang dihadapi selama referral. Salah satu kesulitan yang dialami adalah lamanya pencairan fee untuk residen, yang mengakibatkan kesulitan untuk biaya hidup untuk beberapa bulan pertama. Namun secara umum fee yang diberikan dapat mencukupi biaya yang diperlukan untuk hidup dan transportasi.
Sebelum kembali ke Yogyakarta, kami juga mendapat kesempatan untuk melihat-lihat situasi hidup maupun kondisi alam di sana. Bulungan merupakan daerah yang indah, dengan keanekaragaman hayati dan budaya. Namun daerah ini juga memiliki masalahnya sendiri, yang dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan, misalnya daerah yang berpulau-pulau. Penduduk yang tinggal di sisi lain sungai perlu menyeberang menggunakan perahu panjang yang disebut ketinting. Penduduk yang bermotor kadang akan menumpangkan motornya untuk menyeberang di perahu tersebut.
Sedangkan, belum adanya RSUD di daerah sekitarnya menyebabkan sebagian penduduk perlu dirujuk ke Tanjung Selor menggunakan speedboat. Peredaran narkoba juga mudah terjadi karena letaknya yang dekat perbatasan dan tidak adanya sistem screening di pelabuhan.
Namun daerah Bulungan masih berkembang, dan diharapkan akan menjadi lebih baik di masa mendatang. Kekayaan alam dan budayanya akan menarik turis lokal maupun mancanegara. Seperti halnya yang dikatakan salah seorang sejawat kami, “Jika sudah minum air Sungai Kayan, pasti akan kembali lagi.”
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!